Bintik Hitam Mentari
Mentari telah pergi tuk slamanya. Tak banyak yang tersisa. Hanya sebuah buku diary usang yang lembarannya sudah bercerai-berai dengan sampulnya. Aku mulai menyusunnya satu persatu. Halaman per halaman kususun dengan rapi. Berharap tak satu pun dari halaman itu hilang. Setelah selesai menyusunnya, aku membuka lembaran pertama, Rabu, 7 Mei 1987, aku melahirkan seorang putri yang sangat cantik. Mulutnya kecil, mukanya merah, serta mempunyai tangan dan kaki yang imut. Dia masih terlihat sangat lemah. Aku ingin sekali melindunginya sampai ia dewasa kelak.